My Math


math_makes_ur_life_add_up

Sejak dari bangku sekolah dasar, matematika sering kali dianggap pelajaran momok. Tak cuma si anak yang kebingungan, orang tua pun sering dibuat kalang kabut. Segala daya dikerahkan para orang tua bagi anaknya agar bisa memahami matematika, mulai dari mengikuti les sampai bimbingan belajar.
Ada apa dengan matematika?
Apakah ada yang salah dengan cara belajar matematika?
Perlu disadari bahwa belajar matematika tidak hanya sekedar belajar menghitung. Kalau hanya menghitung, sudah ada kalkulator dan komputer, ngapain repot-repot mikir. Tapi, sebagian besar orang ‘berpikir’ seperti itu.

Ternyata pengertian matematika pun, agak melenceng dari konsep matematika sebenarnya. Tengok saja pengertian (definisi) matematika yang ada dalam kamus bahasa indonesia. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah “ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”. Ini telah membuat kita terjebak pada definisi yang kurang tepat. Kalimat ini bukan rumusan yang tepat, sekalipun dapat dikatakan memadai untuk dicantumkan dalam kamus. Ada cabang matematika yang tidak langsung berurusan dengan bilangan, misalnya geometri, topologi, teori graf serta logika matematika.

Sementara itu, dari wikipedia, “mathematics is the body of knowledge centered on such concepts as quantity, structure, space, and change, and also the academic discipline that studies them”. Dalam matematika diuji kebenaran sebuah pernyataan, diteliti makna atau implikasi dari setiap kata yang terdapat didalamnya, serta dicoba dikembangkan pernyataan-pernyataan lain yang berkaitan. Sudah tentu, pernyataan tersebut bisa tentang apa saja, yang jelas ini terkait dengan konsep dari kuantitas, struktur, ruang, dan perubahan. Namun demikian, untuk memudahkan mempelajari dan mencermatinya, salah satu obyek yang menarik untuk dicermati adalah bilangan.

Hal inilah yang membuat persepsi setiap orang terhadap matematika senantiasa terkait dengan bilangan dan operasinya. Pada sesi berikutnya akan dijelaskan tentang motivasi yang terkait dengan indahnya pola pikir matematika dalam suatu konteks pembelajaran. Selain itu, akan diberikan juga paparan yang terkait dengan pemodelan dan beberapa aplikasi matematika, sehingga diharapkan pembaca akan termotivasi untuk memahami konsep matematika dengan benar.

Pada suatu kelas dimana mata pelajaran matematika diberikan, hasil yang diharapkan adalah meliputi hal-hal berikut ini :
a. mampu memahami konsep dasar matematika dan operasi dasar.
b. dapat menikmati matematika dan membangun kepercayaan diri dalam menggunakan matematika.
c. mampu belajar menganalisis dan memberikan argumen dalam setiap langkah penyelesaian matematika.

Dalam mempelajari, matematika memerlukan kemampuan problem solving, berpikir kritis dan analitis, intuisi dan perencanaan yang tajam, serta kerja keras. Ini merupakan bekal yang sangat diperlukan setiap orang untuk menyongsong segala jenis tantangan atau pekerjaan di masa yang akan datang. Karena walaupun teknologi informasi dan komunikasi secanggih apapun, tetap perlu dukungan kemampuan orang yang membuat, memodifikasi dan mengendalikan teknologi tersebut. Seperti diungkapkan oleh B.F. Skinner (1904-1990) :
“The real question is not whether machines think, but whether men do”
Jadi, percuma mempunyai hardware yang canggih dan software yang mumpuni, jika brainware (orang yang terkait dengan pekerjaan itu) tidak mampu menggunakannya secara maksimal dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Berdasarkan kurikulum yang disarankan oleh The International Bureau of Education UNESCO (The International Comission on Education for the 21 st Century), ada empat pilar pendidikan yang perlu dikembangan setiap perguruan tinggi :
Learning to know
• Learning to do
• Learning to be
• Learning to live together

Keempat pilar tersebut akan memberikan bekal berupa life long learning. Sejalan dengan ini, setiap orang harus memahami bahwa tujuan proses belajar adalah memaksimalkan potensi yang dimiliki orang tersebut. Salah satu upaya memaksimalkan potensi tersebut dapat dilakukan dan ditempa dengan baik, melalui proses peningkatan kemampuan memahami dan membangun ide dalam suatu problem solving. Perhatikan bahwa, pola seperti ini senantiasa muncul dalam matematika. Dengan demikian, diharapkan pola pikir setiap orang akan tertata dalam konteks pemahaman dan kemampuan analisis yang tajam, sehingga siap dalam menyongsong segala tantangan yang akan muncul di masa depan.

Setelah belajar matematika, ada beberapa pola pikir yang seharusnya menjadi outcome pembelajaran bagi setiap orang yang mempejarinya, antara lain :
• Problem Solving
Kemampuan memahami dan menganalisis segala permasalahan dan membangun ide penyelesaian untuk masalah tersebut.
• Communication
Kemampuan menyampaikan ide penyelesaian dan memberikan penjelasan penyelesaian secara tuntas.
• Connections
Kemampuan dalam menjelaskan keterkaitan antar parameter yang terlibat dalam suatu persamaan atau sistem, dan senantiasa bisa memberikan benang merah dari suatu penjelasan yang diberikan.
• Reasoning
Kemampuan memberikan argumen dari setiap langkah penyelesaian berdasarkan konsep yang telah diketahui sebelumnya.

Sesungguhnya, tidak ada hasil maksimum yang diperoleh dengan cara instan. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai segala tujuan dengan baik diperlukan suatu proses yang baik pula. Pola pikir diterapkan dalam perkuliahan matematika, dengan tujuan akan menjadi kebiasaan dalam berprilaku di masyarakat, baik dalam dunia akademik maupun kehidupan
Dengan demikian, filosofi dasar bagi setiap orang untuk belajar matematika adalah :
• Segala sesuatu dilakukan step by step
• Kesempurnaan dalam berusaha
• Argumen yang tepat dalam setiap langkah
• Benang merah dalam menyampaikan solusi.

Tak hanya dalam mempelajari matematika, keempat hal tersebut juga merupakan suatu hal yang penting (sebagai bekal) dalam mengarungi kehidupan sekarang dan masa mendatang. Setelah menyempurnakan ikhtiar, selanjutnya serahkan segalanya kepada Allah dan bersyukur serta bertawaqal atas segala hasil yang diperoleh.

(Image is cited from : http://www.bisd.us/benavides/math.htm)


2 responses to “My Math”

  1. Mungkin harus diawali dengan pilar ke nol yaitu :
    Learning to motivate himself
    Karena dasar dari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu. Sebaik apapun kurikulum dan delivery yg disampaikan ….yakinlah tidak akan pernah bisa membuat para pembelajar tersebut berubah menjadi pencari ilmu. Seperti analogi dengan : jika hati pergi maka sepuluh ribu nabi kau kirimkan tidak akan pernah kebenaran itu diterimanya.

    • Nice… learning to motivate him/her self.
      Namun demikian, Itu diharapkan bisa muncul dengan memegang BDG (Be passionate, Do the best and Give more) terhadap segala apa yang dihadapi/dilakukan.
      makasih.

Leave a Reply to Dudi Darmawan Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *