The Right Choice


right wrong choice

Saya awali dengan cerita seorang ilmuwan besar yang hidup sekitar 200 tahun sebelum masehi, yakni Archimedes.
Archimedes adalah seorang ilmuwan yang hidup dimasa raja Hiero 2, di sisilia.
Pada suatu kala, raja memiliki kegundahan ketika seorang kerabatnya bertanya apakah mahkota yang dikenakannya terbuat dari emas murni atau ada campuran dengan logam yang lain.
Saat itu, archimedes telah dikenal sbg seorang ilmuwan yang cerdas.
Karenanya, sang raja memanggil archimedes untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sang Raja memerintahkan arcimedes untuk menentukan apakah mahkota yang digunakannya terbuat dari emas murni atau tidak.
Sejak saat itu, arcimedes terus berpikir keras untuk memecahkan masalah tersebut.
Sampai tiba saatnya, dalam kepenatan ia berpikir.. Ia ingin berendam dalam bath tab miliknya. Ia isi penuh bath tab.. Lalu ia masuk kedalamnya..
Sesaat ia perhatikan bahwa air dari bath tab tumpah keluar sebanyak volume dirinya yang terendam.
Eureka!.. Ia mendapatkan sesuatu.
Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan kandungan dari mahkota tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang dipindahkan, kerapatan dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh.
Berat Jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah.

Dari sekelumit cerita tesebut,
Ada hal yang bisa kita petik dan dijadikan pelajaran.
Kita telah diciptakan oleh Alloh dalam bentuk yang sebaik-baiknya.. Akal pikiran kita senantiasa bisa digunakan untuk memecahkan berbagai macam masalah.
Seperti hanya Archimedes, seyogyanya kita senantiasa berpikir untuk menyelesaikan segala hal yang dihadapi.

Namun demikian, terkadang kita berpikir keras saja tidak cukup. Dalam hal ini saya beri contoh dalam menentukan pilihan. Ada yang bilang bahwa  hidup kita di dunia antara huruf  birth  (B) dan death (D). Oleh karena antara huruf ‘B’ dan ‘D’ adalah ‘C’ untuk  Choice, sehingga
banyak yang mengartikan bahwa Hidup itu adalah pilihan.Terkadang kita dilingkupi keraguan dalam menentukan keputusan atau pilihan yang tepat. Segala argumen yang diungkapkan tidak bisa mempengaruhi keputusan (takdir) Alloh.
Tentunya sebagai makhluk, kita tidak bisa mengandalkan segala pikiran kita dlm menyelesaikan segalanya. Berpikir keras saja tidak cukup.
Dalam kefanaan hidup  didunia ini.. kita memerlukan tuntunan-Nya dalam menentukan pilihan atau keputusan mana yang akan kita ambil.
Dalam Qur’an 59:18, dinyatakan bahwa seorang hamba perlu memperhatikan apa yang telah dilakukannya sehingga berhati-hati kehidupan selanjutnya untuk bekal (akhirat). Dengan taqorub ilalloh (mendekatkan diri pada Alloh),  Insya Alloh segala  pilihan/keputusan yang kita ambil..  senantiasa merupakan  yang terbaik disisi Alloh.
Sehingga segala upaya dan kerja cerdas yang kita lakukan tidak sia-sia,  karena senantiasa dalam tuntunan-Nya.

Semoga kita senantiasa diberikan yang terbaik dari Alloh, aamiin YRA.

Image’s cited from : http://www.educationnews.org/education-policy-and-politics/think-twice-review-analyzes-overstaffing-research/

 

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *